Thursday 19/06/2025

Geger di Duga di Picu Telat Penanganan Salah Satu Warga Binaan Rutan Kelas II B Menggala Meninggal Dunia

Kamis, 04 Juli 2024, Juli 04, 2024 WAT
Last Updated 2024-07-04T03:22:16Z


Tulang Bawang - (PANS) - Lampung, Warga binaan bernama Pria Idaman meninggal dunia di picu leletnya penanganan pelayanan kesehatan yang di berikan oleh Dokter yang bertugas di Rutan kelas II B Menggala, Kamis (4/7/24). 



Meninggal dengan keluhan sesak nafas Almarhum di ketahui miliki riwayat sakit paru-paru dan gangguan pada jantung. 



Salah satu sumber yang masih di rahasiakan identitasnya mengungkapkan bahwa pelayanan kesehatan di rutan Menggala memang diduga lambat bahkan tak jarang warga binaan tidak mendapatkan perhatian saat sedang sakit. 



"Memang kalau disini ini (rutan Menggala/red) dokternya suka lambat kalau ada warga binaan yang sakit, kadang-kadang malah gak di peduliin kalau ada warga binaan yang sakit bahkan malah di remehkan," ungkapnya. 



Dirinya juga membeberkan bahwa jika ada warga binaan yang sakit karna merasa kurang sigapnya pelayanan kesehatan yang di terima kadang menelpon keluarga untuk minta di antarkan obat namun selalu menemui kendala. 



"Ya kadang pelayanan di rutan Menggala ini kayak mau ngeracun, kalau warga binaan sakit gak di perhatikan, kalau nelpon keluarga minta anterin obat, di anterin obat siang dikasih ke warga binaanya baru malem," Bebernya. 



Tak hanya itu, narasumber tersebut juga menambahkan kronologi meninggalnya Pria Idaman yang ia ketahui lantaran sudah sejak tanggal 2 Juli 2024 mengeluhkan sakit namun pelayan kesehatan terkesan menyepelekan dan di anggap biasa. 



"Jadi kemarin nya dia sudah ngeluh sakit, tapi dokter itu remehin selalu bilang biasa-biasa, akhirnya di rujuk ke rumah sakit umum daerah Menggala siang terus gatau kenapa pulang lagi kerutan terus sorenya dibawa lagi ke RS Menggala akhirnya malemnya meninggal dunia," tambah nya. 



Akibat dugaan kelalaian yang di lakukan oleh tenaga kesehatan yang bertugas di Rutan Kelas II B Menggala tersebut salah seorang yang mengaku keluarga almarhum ungkapkan kekecewaan nya. 



"Saya ini emang bodoh, tuli, buta, memang almarhum sering ngadu bilang kurang sehat badan tapi dokter nya sering kurang tanggap, saya kecewa dengan pelayanan yang diberikan mereka (Rutan Menggala/red), dokter itu di sumpah untuk melayani orang yang perlu bantuan kesehatan, apa memang begitu di dalam Rumah tahanan yang mustinya jadi tempat binaan untuk menunjang kualitas hidup warga binaan, Kecewa," Ungkap salah satu keluarga. 



Di tempat berbeda salah seorang dokter yang bertugas di RSUD Menggala mengatakan bahwa benar pasien bernama Pria idaman sempat masuk IGD dan ICU namun dalam waktu yang singkat. 


"Iya benar ada pasien yang bernama Pria Idaman, sore tadi dokter jaganya namanya Dr. Daniel, pasien rutan menggala tersebut sempet masuk ke IGD tapi memang dalam keadaan yang sudah enggak sadar, akhirnya pasien di masukan keruangan ICU, baru sampai ruangan ICU pasien meninggal dunia" kata dokter ini. 



Saat di konfirmasikan pihak Rutan Kelas II B Menggala menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan yang di lakukan oleh dokter yang bertugas bernama dr. Amel dan perawat bernama Rasid sudah sesuai dengan Standar Operasional Pelayanan (SOP) dan aturan-aturan yang berlaku di Rutan. 



"Sudah kami berikan pelayanan kesehatan sebaik dan semaksimal mungkin, kami hanya bisa menjelaskan selama dia sakit di rutan, jadi pria idaman ini hari Minggu 30/06/24 memang ada keluhan sakit sekira jam 11 siang sempat kita beri vitamin, setelah itu kemarin pada Selasa pagi dia mengeluh tanganya gemetar dengan nafas yang berat tapi kami tanya ada riwayat penyakit atau tidak, almarhum bilang enggak ada, nggak mau ngaku, gataunya keluarga nya bilang ada riwayat penyakit jantung sama paru-paru," Ungkap Rasid. 



Sementara dokter Amel juga mengatakan bahwa sebelum meninggalnya Pria Idaman pihaknya sempat memberitahu keluarganya dengan meminta persetujuan untuk dibawa ke rumah sakit. 



"Sebelum meninggal Pria Idaman ini sempat ngobrol dulu dengan saya, sambil ketawa-ketawa, terus kami hubungi keluarga nya untuk memberitahu akan membawa kerumah sakit agar mendapatkan bantuan kesehatan yang lebih disana," Ungkap dokter Amel. 



Di waktu yang sama Kasubsi pelayanan Rutan Menggala, A. Manurung juga menjelaskan bahwa pihaknya selalu berkoordinasi dengan keluarga warga binaan jika terjadi apa-apa tentang pelayanan di Rutan. 



"Kami kalau ada apa-apa dengan warga binaan pasti koordinasi berkomunikasi dengan keluarga, karena takut kesalahan," ungkapnya. (Red)

TrendingMore